Senin, 31 Januari 2011

metode pembelajaran CTL

A.Pengertian
Kata kontekstual (contektual) berasal dari kata context yang berarti “hubungan ,konteks, suasana dan keadaan(konteks)”(KUBI,2002:519). Sehingga Contekstual Teeaching and learning(CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan Susana tertentu. Secara umum contekstual mengandung arti :yang berkenan,releven,mengikuti konteks,yang membawa maksud,makna,dan kepentingan.
Adapun pengertian CTL menurut Depdiknas (2003:5) adalah sebagai berikut: ”Kontekstual(Contekstual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sedangkan menurut Johnson CTL adalah proses (pembelajaran) yang bertujuan memmbantu siswa melihat maknah dalam bahan yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari
Dari definisi diatas,dapat dijelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tersebut dari konteks yang terbatas,sedikit demi sedikit melalui proses mengkontruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya di masyarakat. Cara belejar yang terbaik dalam model atau pendekatan ini adalah siswa mengkontruksikan sendiri secara aktif pemahamannya.
B.Konsep Dasar Strategi Pembelajaran CTL
CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterkibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep diatas terdapat tiga hal yang harus kita pahami:
1. CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata,artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional,akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,sehingga tidak akan mudah dilupakan
3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswadapat memahami materi yang dipelajarinya,akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupan sehari-hari.(Depdiknas,2003:6)
Dalam contekstual Teaching and Learning(CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka,bukan menghafal fakta. Disamping itu belajar melalui mengalami bukan menghafal,mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikontruksikan oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman
C.Karakteristik CTL
Karakteristik contektual teaching learning adalah sebagagai berikut:
1. Kerja sama antar peserta didik dan guru (cooperative)
2. Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist)
3. Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning)
4. Menggunakan multi media dan sumber belajar
5. Cara belajar siswa active (student active learning)
6. Sharing bersama teman (take and give)
7. Siswa kritis dan guru kreatif
8. Laporan siswa bukan hanya raport,tetapi juga hasil karya siswa,laporan hasil praktikum,karangan siswa dan sebagainya

metode pembelajaran CTL

A.Pengertian
Kata kontekstual (contektual) berasal dari kata context yang berarti “hubungan ,konteks, suasana dan keadaan(konteks)”(KUBI,2002:519). Sehingga Contekstual Teeaching and learning(CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan Susana tertentu. Secara umum contekstual mengandung arti :yang berkenan,releven,mengikuti konteks,yang membawa maksud,makna,dan kepentingan.
Adapun pengertian CTL menurut Depdiknas (2003:5) adalah sebagai berikut: ”Kontekstual(Contekstual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sedangkan menurut Johnson CTL adalah proses (pembelajaran) yang bertujuan memmbantu siswa melihat maknah dalam bahan yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari
Dari definisi diatas,dapat dijelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tersebut dari konteks yang terbatas,sedikit demi sedikit melalui proses mengkontruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya di masyarakat. Cara belejar yang terbaik dalam model atau pendekatan ini adalah siswa mengkontruksikan sendiri secara aktif pemahamannya.
B.Konsep Dasar Strategi Pembelajaran CTL
CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterkibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep diatas terdapat tiga hal yang harus kita pahami:
1. CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung
2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata,artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional,akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,sehingga tidak akan mudah dilupakan
3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswadapat memahami materi yang dipelajarinya,akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalamkehidupan sehari-hari.(Depdiknas,2003:6)
Dalam contekstual Teaching and Learning(CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka,bukan menghafal fakta. Disamping itu belajar melalui mengalami bukan menghafal,mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikontruksikan oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman
C.Karakteristik CTL
Karakteristik contektual teaching learning adalah sebagagai berikut:
1. Kerja sama antar peserta didik dan guru (cooperative)
2. Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist)
3. Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning)
4. Menggunakan multi media dan sumber belajar
5. Cara belajar siswa active (student active learning)
6. Sharing bersama teman (take and give)
7. Siswa kritis dan guru kreatif
8. Laporan siswa bukan hanya raport,tetapi juga hasil karya siswa,laporan hasil praktikum,karangan siswa dan sebagainya

karakter@ kewirausahaan

Karakteristik Wirausahawan
Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata enterpreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa perancis enterpendre yang berarti “ bertanggung jawab”. Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola dan mengukur resiko suatu usaha bisnis . Pada masa sekarang wirausahawan melakukan berbagai hal sehingga definisinya manjadi luas. Wirausahawan adalah inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan jadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya, atau kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan . Mereka adalah pemikir mandiri yang memiliki keberanian untuk berbeda latar belakang dalam berbagai hal yang bersifat umum. Mereka adalah pembawa perubahan dalam dunia bisnis yang tidak mudah menyerah dalam berbagai kesulitan untuk mengejar keberhasilan usaha ynag dirintis secara terencana. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir perjuangan, melainkan dianggap sebagai suatu bahan kajian yang harus dipelajari demi tercapainya target.
Seorang wirausawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil resiko untuk memulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu ia lebih memilih menjadi pemimipin dari pada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausawan memilki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis . Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut untuk kreatif. Ia mengetahui cara mencapai tujuan yang direncanakan, dan mampu berkonsentrasi serta berinisiatif memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengatur langkah sesuai dengan rencana yang telah dibuat menuju target.
Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem menejerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar. Seoarang wirausahawan adalah seorang pemburu yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala resiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan.

Selain sifat-sifat kewirausahaan seperti tersebut di atas, diperlikan kemampuan menejerial untuk mengorganisisr sebuah perusahaan, mengmbangkan srategi operasi, mendapatkan dana untuk modal usaha, dan mengelola aktifitas bisnis. Pengetahuan teknis juga diperlukan untuk mewujudkan ide. Misalnya, seorang wirausahawan mempunyai ide yang baik tentang program komputer tetapi dia tidak memiliki pengetahuan yang rinci tentang hal itu, idenya tidak mungkin akan terwujud .

1. Pengembangan Kepribadian
Seseorang tidak akan pernah mengalami perkembangan tanpa menggunakan upaya pikir dan fisik untuk menciptakan suatu rekayasa positif demi suatu perubahan. Seorang wirausahawan senantiasa berupaya melakukan inovasi untuk memperbaiki suatu keadaan. Dalam melakuakn pencarian hal-hal yang baru dia selalu memperhatikan efektifitas dan efesiensi, serta kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan.
Seorang wirausahawan memilki beberapa ciri kepribadian sebagai berikut:
• mengetahui target sasaran yang diinginkan
• Mempunyai daya ingat yang baik
• Tenang dalam reaksi
• Optimistis dalam berusaha
• Diplomatis dalam berbicara
• Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
• Bersikap ramah dan sopan
• Tegas
• Berpengetahuan luas
2. Profil Wirausahawan
Selain kepribadian sebagaimana disebutkan di atas, ciri seorag wirausahawan juga ditunjukkan dengan profil pribadi sebagai berikut :
a. Mengejar prestasi
Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk itu mereka lebih melimilih bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema dan cenderung untuk berfikir cermat serta fokus pada visi jangka panjang tentang bisnis.
b. Berani mengambil resiko
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan memperhitungkan besar kecilnya resiko. Dalam setiap kesempatan wirausahawan senantiasa menghindari resiko tinggi. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.
c. Mampu memecahkan permasalahan
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami dan pada umumnya lebih capat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi. Jika mereka mengetahui bahwa solusi yang mereka lakukan kurang tepat berdasar alasan-alasan yang sahih, mereka dengan segera memberikan alternatif pendekatan pemecahan permasalahan.
d. Rendah hati
Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambang-lambang keberhasilan yang diluar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang, namun mereka menolak apabila pujian itu ditujukan kepada diri mereka. Itulah alasan mengapa kita sering menjumpai wirausaha yang meskipun sukses dalam bisnis, tetap tampil bersahaja, misalnya berkendaraan mobil yang tidak tegolong mewah atau bahkan mobil bekas.
e. Bersemangat
Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha. Untuk itu mereka selalu berusaha menjaga stamina.
f. Memiliki rasa percaya diri
Wirausahawan adalah orang yang memilki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya. Mereka berfikir bahwa tindakan mereka akan mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimipin bagi mdiri mereka sendiri. Mereka melawan pendapat yang mengatakan bahwa kejaidian lain dapat mempengaruhi dorongan untuk mencapai prestasi dan kesuksesan.
g. Menghindari sifat cengeng
Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri sehingga seringkali mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan konsekuensi kurang terjalinnya hubungan akrab dengan kawan atau anggota keluarga. Sehingga seringkali mereka lebih mengutamakan pekerjaan .
h. Mencari kepuasan diri
Karena wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewjudkan prestasi diri, mereka seringkali kurang berminat terhadap struktur organisasi. Mereka mengabaikan aktifitas menejemen organisasi tradisional sehingga pada umumnya mereka mengalami kesulitan dengan waktu kerja apabila bekerja untuk suatu perusahaan besar.

3. Faktor-Faktor Pembawa Keberhasilan
Dari waktu kewaktu banya orang yang membuka usaha. Beberapa diantara mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang, tetapisebagian besar mengalami kegagala. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunya modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Wirausahawan tidak bersedia bekerja dengan baik dalam sebuah organisasi yang diatur menurut struktur organisasi karena mereka tidak suka diatur oleh orng lain. Pada umumnya wirausahawan percaya bahwa mereka mampu bekerja lebih baik daripada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar.
Wirausahan ciri yang dominan, yakni ras percaya diri dan kemampuan yang lebih abik dari pada teman sekerja ataupun atasannya. Mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan kesuksesan.
Karakterisyik wirausahawan sebagai berikut :
• Wirausahawan memiliki kepercayaan dan pengendalian diri pada saat mereka sedang melaksanakan pekerjaan. Mereka mampu mengatasi permasalahan dengan cepat dan gigih dalam mengejar tujuan.

• Wirausahawan selalu mencari aktifitas. Mereka tidak dapat duduk menunggu aktifitas yang akan diberikan orang lain kepada mereka. Diam tanpa aktifitas bukan sifat mereka.
• Wirausahawan mampu mengendalikan diri. Dalam olahraga mereka pada umumnya lebih menyukai jenis olahraga peroangan daripada permainan tim. Mereka menyukai permainan yang membuat otot dan otak mereka secara langsung berpengaruh pada hasil akhir dan kecepatan permainan. Mereka mempunya inisiatif, energik, dan tidak mengenal lelah dalam mengejar tujuan.
• Wirausahawan memngelola pekerjaan berdasarka tujuan. Mereka mampu memahami situasi rumit yang mungkin mencakup perencanaan, pengambilan keputusan strategis, dan yang mempengaruhi ide bisnis berganda secara simultan. Mereka senantiasa menyadari pentingnya perincian dan secara berkesinambungan segala kemungkinan demi tercapainya tujuan perusahaan.
• Wirausahawan adalah penganalisa kesempatan. Mereka akan menganalisa dengan cermat setiap kesempatan sebelum dapat meyakini manfaat kesempatan tersebut bagi dirinya.
• Wirausahawan adalah pemikir yang kreatif. Mereka tidak mengikuti cara berfikir yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh orang pada umumnya. Hal yang telah menjadi kebiasaan tidak melahirkan solusi baru yang merupakan tuntutan usaha kecil pada masa dewasa ini.
• Wirausahawan adalah orang yang mampu memecahkan persoalan. Mereka mempunya pemahaman yang jelas tentang suatu yang ingin mereka capai dan dengan cepat mengatasi permasalahan dengan cara yang mereka tempuh.
• Wirausahawan adalah pemikir yang obyektif. Ketika seorang wirausahawan menemukan solusi atas suatu permasalahan, ia akan bertukar pikiran dengan orang-orang yang berkompeten untuk menghindari pengambilan keputusan sendiri. Mereka akan menerima modifikasi solusi yang logis dan akan mengubah solusi mereka sesuai dengan alternatif yang lebih baik. Wirausahawan tidak membiarkan sifat mementingkan diri mengesampingkan obyektivitas.
3. Faktor-Faktor Pembawa Keberhasilan
Dari waktu kewaktu banya orang yang membuka usaha. Beberapa diantara mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang, tetapisebagian besar mengalami kegagala. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunya modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Wirausahawan tidak bersedia bekerja dengan baik dalam sebuah organisasi yang diatur menurut struktur organisasi karena mereka tidak suka diatur oleh orng lain. Pada umumnya wirausahawan percaya bahwa mereka mampu bekerja lebih baik daripada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar.
Wirausahan ciri yang dominan, yakni ras percaya diri dan kemampuan yang lebih abik dari pada teman sekerja ataupun atasannya. Mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan kesuksesan.
Karakteristik wirausahawan sebagai berikut :
• Wirausahawan memiliki kepercayaan dan pengendalian diri pada saat mereka sedang melaksanakan pekerjaan. Mereka mampu mengatasi permasalahan dengan cepat dan gigih dalam mengejar tujuan.
• Wirausahawan selalu mencari aktifitas. Mereka tidak dapat duduk menunggu aktifitas yang akan diberikan orang lain kepada mereka. Diam tanpa aktifitas bukan sifat mereka.
• Wirausahawan mampu mengendalikan diri. Dalam olahraga mereka pada umumnya lebih menyukai jenis olahraga peroangan daripada permainan tim. Mereka menyukai permainan yang membuat otot dan otak mereka secara langsung berpengaruh pada hasil akhir dan kecepatan permainan. Mereka mempunya inisiatif, energik, dan tidak mengenal lelah dalam mengejar tujuan.
• Wirausahawan memngelola pekerjaan berdasarka tujuan. Mereka mampu memahami situasi rumit yang mungkin mencakup perencanaan, pengambilan keputusan strategis, dan yang mempengaruhi ide bisnis berganda secara simultan. Mereka senantiasa menyadari pentingnya perincian dan secara berkesinambungan segala kemungkinan demi tercapainya tujuan perusahaan.
• Wirausahawan adalah penganalisa kesempatan. Mereka akan menganalisa dengan cermat setiap kesempatan sebelum dapat meyakini manfaat kesempatan tersebut bagi dirinya.
• Wirausahawan adalah pemikir yang kreatif. Mereka tidak mengikuti cara berfikir yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh orang pada umumnya. Hal yang telah menjadi kebiasaan tidak melahirkan solusi baru yang merupakan tuntutan usaha kecil pada masa dewasa ini.
• Wirausahawan adalah orang yang mampu memecahkan persoalan. Mereka mempunya pemahaman yang jelas tentang suatu yang ingin mereka capai dan dengan cepat mengatasi permasalahan dengan cara yang mereka tempuh.
• Wirausahawan adalah pemikir yang obyektif. Ketika seorang wirausahawan menemukan solusi atas suatu permasalahan, ia akan bertukar pikiran dengan orang-orang yang berkompeten untuk menghindari pengambilan keputusan sendiri. Mereka akan menerima modifikasi solusi yang logis dan akan mengubah solusi mereka sesuai dengan alternatif yang lebih baik. Wirausahawan tidak membiarkan sifat mementingkan diri mengesampingkan obyektivitas.

Rabu, 05 Januari 2011

kuliah jurnalistik uin malang

MENULIS ARTIKEL Di MEDIA MASSA
Menulis di Media Sulit?
v    Rata-rata koran menerima 10-30 artikel per hari
v    Persaingan antar-penulis tinggi.
v    Tidak semua media menyediakan kiriman artikel dari luar
Bagaimana Menembus Media
v    Cari tahu karakteristik media
v     Cari momen yang tepat
v    Cari tahu bagaimana media menerima artikel
v    Pelajari apa model artikel yang diterima
Karakteristik Media
v    Pelajari misi dan segmen pembacanya.
v    Lihat model bahasa yang digunakan
v    Lihat rubrikasi yang menerima tulisan dari luar.
Model-Model Artikel
v    Artikel situasional
v    Artikel aktualitas
v    Artikel getaran
v    Artikel misi
Memulai Menulis
v    Memulai MenulisTidak punya ide menulis
v    Punya ide tapi tak bisa memulai
v    Bisa menulis tapi di tengah jalan macet
Mau Menulis Ide Buntu?
v    Selalu berpikir pada: aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru.
v    Baca, baca, dan baca…
v    Hilangkan perasaan ragu
Sulit Memulai Menuliskan Ide
v    Mulai dari hal-hal ringan
v    Bisa kalaimat langsung atau tak langsung.
v    Hilangkan perasaan takut menulis
Berita dan Penggalian Data
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih berita:
Ø    Aktualitas
Berarti kehangatan.  Semakin hangat yang diberitakan, semakin menarik berita tersebut. Saat ini, berkat kemajuan teknolagi, ukuran hangat tidaknya sebuah berita,  hanya dalam hitungan jam
Ø    Ketokohan.
    Bila suatu peristiwa sama-sama menimpa seorang tokoh dan bukan tokoh, yang menimpa sang tokohlah yang lebih dikedepankan. Tokoh di sini bukan hanya tokoh formal, namun juga orang yang diakui ketokohannya oleh masyarakat.
Ø    Unik.
    John Bogart, editor masalah New York Sun, pernah mengatakan, ”Kalau anjing menggigit orang, itu bukan berita; tapi, jika orang menggigit anjing, ini baru berita.” Pernyataan Bogart ini berkembang ke hal-hal lain.
    Misalnya, pemain sepak bola Belanda Dennis Berkamp takut naik pesawat semenjak temannya mengalami kecelakaan udara. Karena itu, dia tidak ikut klubnya, Arsenal, maupun timnas Belanda bila bertanding di tempat yang jauh.
Ø    Informatif
Terkait dengan informasi baru yang mengandung banyak manfaat bagi pembaca.Misalnya, kenaikan harga BBM, perubahan UU lalu lintas, atau penutupan jalan karena suatu acara.
Ø    Trendi
Berarti gaya atau  tradisi terbaru. Misalnya, kini banyak ABG mengenakan kacamata warna-warni. Begitu juga mode pakaian, gaya rambut, atau cara melangsingkan tubuh terbaru.
Ø    Human interest
Artinya menyentuh atau menggugah perasaan pembaca. Contoh, derita mantan wanita panggilan kelas tinggi yang kini hanya bisa terbaring gara-gara AIDS. Sekarang dia telah  bertobat. Namun, semua keluarganya tak sudi merawat dia. Hanya seorang keponakannya yang mau merawat. Itu pun lebih sering makian dan bentakan yang keluar dari mulut sang keponakan.
Ø    Proximity
Yaitu kedekatan, peristiwa yangdekat dengan pembeca, maka akan lebih dibaca daripada peristiwa yang sama tapi jauh. Misalnya, di Amerika ada gunung meletus, korbannya seratus, kemudian di Malang juga ada gunung meletus, korbannya 50. maka berita yang ada di Malang ini akan lebih diutamakan dan menarik.
Menulis Berita
Berita yang baik mengandung unsur 5 W + 1 H.
Prinsip penulisan menggunakan piramida terbalik.
Ciri-ciri Bahasa berita
v    Lugas
Artinya, tulisan tidak dibumbui bunga-bunga bahasa, tidak menggunakan kata-kata berkias yang muluk-muluk
v    Singkat
Bahasa yang lugas menghasilkan bahasa yang singkat, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat yang digunakan pendek-pendek. Sebuah kalimat yang baik tidak lebih dari 20 kata. Kalimat yang panjang akan sulit dipahami
v    Mudah dipahami
Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami pembacanya.Karena itu, kalimat perlu disusun secara singkat. Jangan menggunakan istilah     asing,daerah,atau istilah ilmiah yang tidak dimengerti.Jika harus memakainya, cari makna atau padanannya
v    Masuk akal
Artinya, dapat diterima oleh nalar kita.
Contoh kalimat yang tidak logis: Karena sakit, dia dilarikan ke rumah sakit
v    Menarik
Maksudnya, merangsang seseorang untuk terus membacanya. Untuk membuat tulisan menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah materi berita, sasaran yang dituju, gaya bahasa yang serasi, pilihan kata yang tepat
v    Tidak bermakna  ganda
Artinya, tidak menimbulkan banyak penafsiran
contoh kalimat bermakna ganda:Istri perwira yang ramah itu menyanyi(Yang ramah sang istri atau si perwira?)
v    Hemat
Orang bijak mengatakan, ”Kian banyak yang Anda katakan, makin sedikit yang dingat orang.”Penulis tidak boleh boros kata. Pemborosan tampak pada kalimat berikut: Sumpah Pemuda adalah merupakan Ribuan pemuda-pemud
Persiapan dan Teknik Wawancara
v    Persiapan Material
1. Perlu disiapkan peralatan wawancara seperti alat tulis, tape recorder, atau kamera.
2. Siapkan data-data pendukung seperti dokumen persoalan atau masalah yang tertulis yang menunjang wawancara
3.Persiapan fisik. Kalau sampai sakit, kegiatan wawancara bisa terganggu dan tidak mencapai maksimal. Sebab, kegiatan wawancara tidak jarang juga memerlukan waktu cukup lama.
v    Persiapan non material
1.    Telusuri berita atau masalah yang hendak ada kembangkan dalam wawancara
2.    Periksalah fakta-fakta seputar masalah yang akan Anda kembangkan. Lakukan persiapan dan riset.
3.    Pertimbangkan keinginan tahu dan kebutuhan khalayak atau publik media Anda
4.    Tentukan daftar dan alur pertanyaan
5.    Jagalah pertanyaan Anda sesingkat mungkin.
6.    Pertebal kepercayaan diri agar berani dan mampu mengajukan pertanyaan yang sulit dan controversial
7.    Kejar semua asumsi yang dilontarkan narasumber
8.    Kembangkan agar si narasumber dapat mengajukan contoh yang detail.
9.    Jika dimungkinkan, kembangkan agar narasumber berbicara lebih personal.
10.     Tunjukkan bahwa Anda mempunyai minat terhadap masalah yang Anda  bahas serta perlihatkan bahwa Anda cukup mengetahui masalah tersebut.
11.    Galilah semua informasi dari narasumber. Kendati ”tidak bersedia memberikan komentar atau tidak bersedia memberikan jawaban”, hal tersebut adalah berita.
12.    Sebagai jurnalis, posisikan diri Anda justru di atas narasumber atau minimal sejajar
13.     Hasil wawancara perlu segera ditulis selagi ingatan masih segar. Gunakan tape recorder jika memang sangat perlu dan khawatir dengan sebutan istilah yang salah. Jangan sungkan meminta narasumber menuliskan nama terang lengkap dengan titel atau jabatannya sendiri. Bila perlu, minta kartu namanya.
14.    Kalau terjadi keraguan mengenai suatu hal dari wawancara tersebut, biasakan menanyakan kembali, mungkin melalui telepon.
Perhatikan:
•    Semakin banyak narasumber, data yang Anda dapatkan semakin lengkap. Berarti pula, berita yang Anda tulis lebih bagus.
•    Perhatikan penampilan jika ingin menjumpai narasumber. Sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
•    Penetapan Angle
•    Menulis berita berbeda dengan menulis cerpen, novel, atau karangan-karangan lainnya. Menulis berita berarti memancing hasrat orang untuk terus membaca. Jadi, kalimat pembuka ibarat berfungsi sebagai ”kail” yang sulit untuk melepas ”buruannya”. Pendek kata, dalam berita, ketika orang membaca kalimat pertama, dia punya hasrat kuat membaca kalimat-kalimat berikutnya.
•    Coba Anda identisifikasi beberapa fakta di bawah ini? Mana yang paling menarik?
1.    Ada kecelakaan lalu lintas di Jl Veteran.
2.    Peristiwa terjadi Sabtu sore pukul 17.00.
3.    Antara mobil dan sepeda motor.
4.    Pengendara sepeda motor tewas.
5.    Korban tewas ternyata wali kota Malang.
6.    Sepeda motor ringsek berat dan mobil penyok bodi depannya.
7.    Polisi menyimpulkan pengemudi mobil bersalah karena ngebut dan memakan marka jalan.
8.    Korban dilarikan ke rumah sakit.
9.    Pengemudi mobil ditahan polisi.
10.    Keluarga korban shock.
Sesi 1
Manajemen Lembaga Media
Ø    Tiga Kerjaan Besar
Ø     Manajemen Redaksi
Ø    Manajemen Isu
Ø    Manajemen Perusahaan
Ø    Manajemen Redaksi
Ø    Perencanaan:
Mengatur roda keredaksian sebagai produsen konten mediaInformasi utuh dan komprehensif.
Ø    Pengorganisasian:Mengatur irama kerja organisasi redaksi
Ø    Kontrol:Menjaga standar mutu produk redaksi.
Ø    Evaluasi:Mengevaluasi pekerjaan tim redaksi
Tim Redaksi
Ø    Pemimpin redaksi
Ø    Redaktur Pelaksana
Ø    Redaktur
Ø    Koord Liputan
Ø    Wartawan
Ø    Pracetak
MANAJEMEN ISU
Merencanakan konten tulisan pada kurun waktu tertentu.
Membangun Isu
Ø    Isu besar = tujuan besar
Ø    Isu lebih besar menutupi isu besar.
Ø    Isu besar terpolarisasi isu-isu kecil
Ø    Isu besar diganggu isu-isu kecil
Sesi 2
SEPUTAR JURNALISTIK…….
Apa Itu Jurnalistik?
Banyak teori yang muncul. Namun singkatnya, jurnalistik adalah ilmu tentang menulis, khususnya menulis informasi/berita.
Lingkup Jurnalistik
Media (cetak: koran, majalah, buletin, tabloid dll. Elektronik: radio, TV, online, dll)
Konten (Non fiksi: berita, artikel, feature. Fiksi: novel, cerpen, puisi)
SDM (Pemred, Redaktur, Wartawan, Fotografer, Layoutman)
Berita (Selalu Baru)
Berita = news (mengandung info yang baru, info basi bukanlah berita)
Berita berasal dari data-data yang dikumpulkan reporter (’’tukang belanja’’) dan diolah oleh redaktur (’’koki’’), agar penyajian ke khalayak (’’penikmat’’) menjadi enak
APA ITU BERITA?
Kejadian luar biasa atas orang biasa (kebanyakan)
Kejadian biasa atas orang luar biasa (tokoh)
Kejadian luar biasa atas orang luar biasa
Peristiwa lain yang memenuhi anggapan orang tentang berita
JADI BERITA ADALAH….
Cerita yang diceritakan.
Cerita itu disajikan dalam bentuk tulisan atau visual.
Cerita itu tidak ditambah-tambahi dan dikurangi.
Cerita itu harus seimbang.
Reporter, Pencatat Sejarah
Asal kata reportare (Latin) membawa pulang dari suatu tempat
Informasi (berita) menentukan dalam perkembangan peradaban
Peradaban Islam juga mengenal beberapa ’’reporter’’ (peziarah yang mencatat perjalanannya)
Menuliskan Reportase
Resep klasik tetap berlaku: 5 W + 1 H
-what (apa yang terjadi
-when (kapan kejadiannya)
-who (siapa yang terlibat)
-where (di mana kejadian itu)
-why (mengapa sampai terjadi)
-how (bagaimana kejadiannya)
Hilang salah satu unsur itu berita tidak ’’berbunyi’’Mana yang didahulukan dalam lead (kepala) berita, tergantung mana yang paling penting di antara kelima unsur itu
Bangunan Berita
Hard news, spot news, straight news (’’berita keras’’) biasanya berstruktur piramida terbalik (yang terpenting di atas untuk memudahkan editing)
Struktur piramida terbalik, setelah judul, disusul lead (kepala berita) dan kemudian tubuh berita (uraian fakta)
Soft news, depth news, features, atau berita tokoh biasanya berstruktur lebih bebas, tapi bisa pula dengan piramida terbalik
Lead harus menarik, agar memancing orang membaca
Menggali Ide Membuat Berita Melalui RUKUN IMAN NEWS
Aktualitas
Magnitude
Proximity
Ketokohan
New
Modern
Human Interest
Dramatik
Sensasional
Inovatif
Unik
Situasional
MENGGALI DATA BERITA
Wawancara
Pengamatan plus
Angka
Knowledge Asset
ANGLE BERITA
Dalam sebuah berita, faktor ketertarikan pembaca adalah angle (sudut pandang) si reporter.Semakin bagus angle yang diambil, makin kelihatan kecerdasan seorang reporter.
Angle didapat setelah memperhatikan rukun iman membuat berita.
CONTOH PENG-ANGEL-AN
Peristiwa pembunuhan sore kemarin terjadi di Universitas Islam Negeri Malang. Dua mahasiswa jadi korban perampokan disertai kekerasan. Mereka Yudha, 19, dan Yudhi, 20.
(Angle berdasarkan rukun iman aktualitas)
Putra Bupati Antahberantah Yudha, kemarin sore jadi korban pembunuhan di Universitas Islam Negeri Malang. Lelaki 19 tahun ini terbunuh bersama temannya, Yudhi, 20, setelah dirampok oleh lima orang usai kuliah.
(Angle dari sudut ketokohan sang bupati)
Darah bercecer di ruang kelas 10 Universitas Negeri Malang. Sepotong tangan tergeletak di bawah meja. Jerit tangis pun menyelimuti kampus di Jl Surabaya itu. Itu terjadi setelah dua orang mahasiswa ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Keduanya adalah Yudha dan Yudhi.
(Ini angle dramatis atau bisa human interes).
MACAM FEATURES
Personal Features
Human Interest Features
Adventure Features
Features
adalah berita yang berisi gambaran/diskripsi tentang objek informasi.patut Diperhatikan…
Akurasi fakta-fakta (misal, beras beda dengan gabah atau padi, kertas beda dengan koran, orang beda dengan anak-anak, musala beda dengan masjid)
Ejaan yang konsisten (misal, apotik atau apotek, khawatir atau kuatir, praktek atau praktik, salat atau sholat)
Pemakaian tanda baca yang benar
Serius dan gigih sangat dihargai dalam mengumpulkan fakta-fakta (tidak gampang percaya), bila perlu dengan investigasi (Latin: vestigum=jejak kaki)
Banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca…
KESIMPULAN
Membuat berita tidak sulit….
Cari sudut pandang yang baik dan paling menarik.
Bingung mau nulis apa, kembalilah pada RUKUN IMAN
Perbanyak Knowledge Asset Anda.
Sering latihan.
Sesi 3
MENGUBAH PARADIGMA
•    Mengubah Mind Set
•    Menyadari Ada Lintas Generasi
•    Memahami Keinginan Generasi
•    Pelajaran apa yang dapat kita petik?
•    Pelajaran apa yang dapat kita petik?
PROBLEM
•    Tidak tahu keinginan generasi baru.
•    Apriori
•    Tidak percaya
•    Terkejut
CHANGE
•    Cara Pandang
•    Cara Memperlakukan
•    Cara Bekerja
•    Cara Menyelesaikan Masalah
•    Jangan Sombong
BAGAIMANA INDONESIA?
•    Bagaimana kesiapan SDM?
•    Bagaimana dukungan pemerintah?
•    Bagaimana sikap ANDA sebagai generasi penerus?
•    Bagaimana mencari dukungan media?
•    Peran Media
•    Penyeimbang
•    Publikasi
•    Kontrol
•    Partner
•    Peran sebagai Media
Sesi 4
SEPUTAR MANAJEMEN ISU
Apa Itu Manajemen Isu
Manajemen adalah proses untuk mengorganisasi secara efektif, efisien, dan optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua resources.
Manajemen isu: proses untuk mengorganisasi secara efektif, efisien, dan optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua resources.
Bangunan Manajemen Isu
Isu besar dibuat untuk tujuan besar
Isu lebih besar menutup isu besar
Isu besar dipolarisasi isu-isu sedang.
Isu besar diganggu isu-isu baru
Contoh Isu 1
29 Okt – 3 Nov = Gayus di Bali
26    kt – 2 Nov = Merapi dll
27    3 – 10 Nov= bencana
28    9 – 10 Nov= Obama
12    – 17 Nov   = Gayus lagi
13 – 20Nov = TKW sumiati
17 – 19 Nov= TKW dead
Contoh Isu 2   
23-24 nov = Premium Langka
24-26    nov = Bromo
26-27 nov = Sidang Ariel
= ketua KPK dan MA
Konstruksi Isu
Creative thinking
Show
Making
Creative Thinking
Menentukan objek isu
Mencari NAGA
Membuat NAGA
Menjual NAGA
Show
Menunjukkan sisi menarik
Membuat press release
Menunjukkan isu
Mencari sasaran timing isu.
MAKE ISSUE
Membuat grand desain isu
Membuat sub isu
Menentukan sumber
Membuat sasaran isu


Menulis uin sesi 1
KODE ETIK JURNALISTIK
FILOSOFI DASAR
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran
Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
menghormati hak privasi;
tidak menyuap;
menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Penafsiran
Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran
Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran
Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi  atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran
Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
“Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran
Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran
Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Penafsiran
Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.
Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran
Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
Aturan Main
Ø    penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
Ø    Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh perusahaan pers.




Menulis uin sesi 2
Menulis Berita Itu Tidak Sulit
Aturan Main
Gunakan panca indera untuk mengamati ruangan gedung dan acara ini.
Saya akan berinteraksi dengan peserta, catat nama, jawaban, dan perhatikan.
Catat fakta-fakta apa saja yang Anda rasakan dari pengamatan, saya berinteraksi, dan pengetahuan dasar Anda.
Kumpulkan semua fakta itu di kertas kosong yang Anda pegang.
Makin banyak fakta makin bagus.
Berita, Makhluk Apa Itu?
Kumpulan dari fakta-fakta nyata
Informasi utuh dan komprehensif.
Wajib memiliki unsur 5 W 1 H.
Membuat Berita
How to get
How to comphare
How to write
How to expose
How to get?
Mencari dengan wawancara.
Mencari dengan pengamatan
Mencari angka-angka kuantitatif
Memaksimalkan knowledge asset
How to Comphare?
Memilah berdasarkan angle.
Menyatukan menjadi satu bahasan.
Angle Berita via News Value
Aktualitas
Kedekatan
Getaran
New
Ketokohan
Human interest
Dramatik
Situasional
Sensasional
Tren
How to Write?
Wajib ada 5 W 1 H
Menulis berita = bercerita
Gunakan bahasa sehari-hari dan mengalir.
Ada lead (kepala berita).
Berita Mengalir
Mengalir: A-A-B-B-B-C-C-D-D-D-E..dst
Tidak mengalir: A-A-B-B-B-C-C-A-D-D-C-E-E-B-B…dst
Lead (Kepala Berita)
Bukan kesimpulan.
Terletak di paragraf pertama.Fungsinya: menarik pembaca, berisi informasi awal.
Minimal ada 3 W-nya
Macam Berita
Strait news
Features (personal feature, dramatik feature, adventure feature, investigation feature)
Depth news
Ciri-ciri Bahasa berita
Lugas
Artinya, tulisan tidak dibumbui bunga-bunga bahasa, tidak menggunakan kata-kata berkias yang muluk-muluk
Singkat
Bahasa yang lugas menghasilkan bahasa yang singkat, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat yang digunakan pendek-pendek. Sebuah kalimat yang baik tidak lebih dari 20 kata. Kalimat yang panjang akan sulit dipahami.
Mudah dipahami
Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami pembacanya. Karena itu, kalimat perlu disusun secara singkat. Jangan menggunakan istilah     asing, daerah, atau istilah ilmiah yang tidak dimengerti. Jika harus memakainya, cari     makna atau padanannya.
Masuk akal
Artinya, dapat diterima oleh nalar kita.
Contoh kalimat yang tidak logis:Karena sakit, dia dilarikan ke rumah sakit.
Menarik
Maksudnya, merangsang seseorang untuk terus membacanya.Untuk membuat tulisan menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah materi berita, sasaran yang dituju, gaya bahasa yang serasi, pilihan kata yang tepat.
Tidak bermakna ganda
Artinya, tidak menimbulkan banyak penafsiran.contoh kalimat bermakna ganda:
Istri rektor yang ramah itu pandai menyanyi.
(Yang ramah istri rektor atau si rektornya?)
Hemat
Orang bijak mengatakan, ”Kian banyak yang Anda katakan, makin sedikit yang dingat orang.”
Penulis tidak boleh boros kata. Pemborosan tampak pada kalimat berikut:
Sumpah Pemuda adalah merupakan…
Ribuan pemuda-pemuda…





Menulis 1
Semua orang pada dasarnya bisa membuat karya tulis. Karena tidak ada bakat di sini, tapi keinginan dan kemauan.
Hampir semua orang sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mulai menulis, tapi mengapa mereka tidak melakukannya?
Faktor-Faktor Sulit Menulis
Tidak punya ide untuk menulis
Susah dari mana memulai menulis
Berhenti di jalan, dan tak bisa meneruskan.
1.    Actuality
2.    Proximity
3.    Magnitude
4.    Situasional
Susah Memulai, lalu???Mulailah dengan yang ringan.
    1. Dari kutipan
    2. Hasil pembicaraan
    3. Angka-angka
    4. Fakta panca indera.
Teguhkan Hati Bahwa Saya Bisa..
    1. Mulai dengan keyakinan.
    2. Jngan taku salah
Berhenti di Tengah So What?
    1. Kembalilah pada ide awalnya.
    2. Fokus pada permasalahan.
    3. Bertanyalah, lalu jawablah.
    4. Pupuk lagi kepercayaan diri.
   
Senang pada solusi
Kaya gagasan dan program
“Biarlah saya melakukan untuk Anda”
“Hal itu memang sulit, tapi pasti bisa dipecahkan”
Ringan mengakui kesalahan dan minta maaf
Senang pada intuisi dan imaginasi
“Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa”
Cerdas membaca peluang
Berpikir sebelum bertindak
Tegas, tapi tidak menyakitkan
Memegang prinsip dan fleksibel
“Jangan melakukan sesuatu yang Anda tidak ingin orang lain melakukannya terhadap anda”
Kreatif dan inovatif
Orientasi terhadap prestasi, bukan prestise
Writer, Not Looser Mentality
Bagian dari masalah
Miskin akan gagasan dan program
“Itu bukan tugas saya”
“Hal itu mungkin bisa, tetapi terlalu sulit dilaksanakan”
Susah mengakui kesalahan dan minta maaf
Miskin intuisi dan imaginasi
“Ah saya memang sudah ditakdirkan untuk gagal”
Tidak bisa membaca peluang
Bertindak baru berfikir kemudian
Tidak tegas dan sering menyakiti orang lain
Kaku (rigid)
Sering menyakiti orang lain tanpa menyadari tindakannya
Tidak kreatif dan inovatif
Orientasi terhadap prestise (gengsi) bukan prestasi
Berita dan Penggalian Data
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih berita:
Ø    Aktualitas
Berarti kehangatan.  Semakin hangat yang diberitakan, semakin menarik berita tersebut. Saat ini, berkat kemajuan teknolagi, ukuran hangat tidaknya sebuah berita,  hanya dalam hitungan jam.
Ø    Ketokohan.
Bila suatu peristiwa sama-sama menimpa seorang tokoh dan bukan tokoh, yang menimpa sang tokohlah yang lebih dikedepankan. Tokoh di sini bukan hanya tokoh formal, namun juga orang yang diakui ketokohannya oleh masyarakat.
Ø    Unik.
John Bogart, editor masalah New York Sun, pernah mengatakan, ”Kalau anjing menggigit orang, itu bukan berita; tapi, jika orang menggigit anjing, ini baru berita.” Pernyataan Bogart ini berkembang ke hal-hal lain.
Misalnya, pemain sepak bola Belanda Dennis Berkamp takut naik pesawat semenjak temannya mengalami kecelakaan udara. Karena itu, dia tidak ikut klubnya, Arsenal, maupun timnas Belanda bila bertanding di tempat yang jauh.
Ø    Informatif
Terkait dengan informasi baru yang mengandung banyak manfaat bagi pembaca.Misalnya, kenaikan harga BBM, perubahan UU lalu lintas, atau penutupan jalan karena     suatu acara.
Ø    Trendi
Berarti gaya atau  tradisi terbaru. Misalnya, kini banyak ABG mengenakan kacamata warna-warni. Begitu juga mode pakaian, gaya rambut, atau cara melangsingkan tubuh terbaru.
Ø     Human interest
Artinya menyentuh atau menggugah perasaan pembaca. Contoh, derita mantan wanita panggilan kelas tinggi yang kini hanya bisa terbaring gara-gara AIDS. Sekarang dia telah  bertobat. Namun, semua keluarganya tak sudi merawat dia. Hanya seorang keponakannya yang mau merawat. Itu pun lebih sering makian dan bentakan yang keluar dari mulut sang keponakan.
Ø    Proximity
Yaitu kedekatan, peristiwa yangdekat dengan pembeca, maka akan lebih dibaca daripada peristiwa yang sama tapi jauh. Misalnya, di Amerika ada gunung meletus, korbannya seratus, kemudian di Malang juga ada gunung meletus, korbannya 50. maka berita yang ada di Malang ini akan lebih diutamakan dan menarik.
Menulis Berita
Berita yang baik mengandung unsur
5 W + 1 H.
Prinsip penulisan menggunakan piramida terbalik.
•    Ciri-ciri Bahasa berita
•    Lugas
Artinya, tulisan tidak dibumbui bunga-bunga bahasa, tidak menggunakan kata-kata berkias yang muluk-muluk
•    Singkat
Bahasa yang lugas menghasilkan bahasa yang singkat, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat yang digunakan pendek-pendek. Sebuah kalimat yang baik tidak lebih dari 20 kata. Kalimat yang panjang akan sulit dipahami.
§     Mudah dipahami
Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami pembacanya. Karena itu, kalimat perlu disusun secara singkat. Jangan menggunakan istilah     asing,daerah,atauistilahilmiah yangtidak dimengerti. Jika harus memakainya, cari     makna atau padanannya.
Masuk akal
Artinya, dapat diterima oleh nalar kita.
Contoh kalimat yang tidak logis: Karena sakit, dia dilarikan ke rumah sakit.
§    Menarik
Maksudnya, merangsang seseorang untuk     terus membacanya.Untuk membuat tulisan menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah materi berita, sasaran yang dituju, gaya     bahasa yang serasi, pilihan kata yang tepat.
Tidak bermakna  ganda
Artinya, tidak menimbulkan banyak penafsiran.
contoh kalimat bermakna ganda: Istri perwira yang ramah itu menyanyi.(Yang ramah sang istri atau si perwira?)
Hemat
Orang bijak mengatakan, ”Kian banyak yang Anda katakan, makin sedikit yang dingat orang.”
Penulis tidak boleh boros kata. Pemborosan tampak pada kalimat berikut:
Sumpah Pemuda adalah merupakan…
Ribuan pemuda-pemuda…
Persiapan dan Teknik Wawancara
Persiapan Material
ü    Perlu disiapkan peralatan wawancara seperti alat tulis, tape recorder, atau kamera
ü    Siapkan data-data pendukung seperti dokumen persoalan atau masalah yang tertulis yang menunjang wawancara
ü    Persiapan fisik. Kalau sampai sakit, kegiatan wawancara bisa terganggu dan tidak mencapai maksimal. Sebab, kegiatan wawancara tidak jarang juga memerlukan waktu cukup lama.
Persiapan non material
Telusuri berita atau masalah yang hendak ada kembangkan dalam wawancara.
1.    Periksalah fakta-fakta seputar masalah yang akan Anda kembangkan. Lakukan persiapan dan riset.
2.    Pertimbangkan keinginan tahu dan kebutuhan khalayak atau publik media Anda.
3.    Tentukan daftar dan alur pertanyaan.
4.    Jagalah pertanyaan Anda sesingkat mungkin.
6.    Pertebal kepercayaan diri agar berani dan mampu mengajukan pertanyaan yang sulit dan kontroversial.
7.    Kejar semua asumsi yang dilontarkan narasumber.
8.    Kembangkan agar si narasumber dapat mengajukan contoh yang detail.
9.    Jika dimungkinkan, kembangkan agar narasumber berbicara lebih personal.
10.    Tunjukkan bahwa Anda mempunyai minat terhadap masalah yang Anda  bahas serta perlihatkan bahwa Anda cukup mengetahui masalah tersebut.
11.    . Galilah semua informasi dari narasumber. Kendati ”tidak bersedia memberikan komentar atau tidak bersedia memberikan jawaban”, hal tersebut adalah berita.
12.     Sebagai jurnalis, posisikan diri Anda justru di atas narasumber atau minimal sejajar .  
13.     Hasil wawancara perlu segera ditulis selagi ingatan masih segar. Gunakan tape recorder jika memang sangat perlu dan khawatir dengan sebutan istilah yang salah. Jangan sungkan meminta narasumber menuliskan nama terang lengkap dengan titel atau jabatannya sendiri. Bila perlu, minta kartu namanya.
14.    Kalau terjadi keraguan mengenai suatu hal dari wawancara tersebut, biasakan menanyakan kembali, mungkin melalui telepon.
•    Perhatikan:
•    Semakin banyak narasumber, data yang Anda dapatkan semakin lengkap. Berarti pula, berita yang Anda tulis lebih bagus.
•    Perhatikan penampilan jika ingin menjumpai narasumber. Sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
•    Penetapan Angle
•    Menulis berita berbeda dengan menulis cerpen, novel, atau karangan-karangan lainnya. Menulis berita berarti memancing hasrat orang untuk terus membaca. Jadi, kalimat pembuka ibarat berfungsi sebagai ”kail” yang sulit untuk melepas ”buruannya”. Pendek kata, dalam berita, ketika orang membaca kalimat pertama, dia punya hasrat kuat membaca kalimat-kalimat berikutnya.
•    Coba Anda identisifikasi beberapa fakta di bawah ini? Mana yang paling menarik?
1.    Ada kecelakaan lalu lintas di Jl Veteran.
2.    Peristiwa terjadi Sabtu sore pukul 17.00.
3.    Antara mobil dan sepeda motor.
4.    Pengendara sepeda motor tewas.
5.    Korban tewas ternyata wali kota Malang.
6.    Sepeda motor ringsek berat dan mobil penyok bodi depannya.
7.    Polisi menyimpulkan pengemudi mobil bersalah karena ngebut dan memakan marka jalan.
8.    Korban dilarikan ke rumah sakit.
9.    Pengemudi mobil ditahan polisi.
10.    Keluarga korban shock.

Minggu, 02 Januari 2011

Menulis di Media Massa

Menulis di Media Massa
Oleh Khoirul Anwar

Batasan
Kata menulis di sini kita batasi dengan menulis artikel ilmiah populer di media massa. Bukan tulisan dalam bentuk berita/informasi, puisi, cerpen, novel, dkk.

Mengapa menulis di media sulit?
Media, terutama Koran, sangat banyak menerima artikel dari luar. Rata-rata 10-30 artikel per hari. Misalnya Jawa Pos (25-30 artikel per hari), Kompas (30 ke atas), Republika (15 artikel), Radar Malang (5 artikel), dll. Karena banyaknya pengirim, maka persaingannya sangat tinggi.

Apakah bukan berarti tidak bisa ditembus?
Bisa. Tapi harus tahu trik dan tipsnya.

Caranya?
Cari tahu karakteristik media yang akan Anda kirimi artikel.
Cari momen yang tepat saat Anda mengirim artikel.
Cari tahu bagaimana media menerima artikel dari luar
Pelajari seperti apa model artikel yang diterima yang akan Anda kirimi.

Seperti apa karakteristik media?
Media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu terkait misi dan segmen media. Contoh: Jika Anda mau mengirim artikel keagamaan, jangan kirim ke Jawa Pos. Karena Jawa Pos suka artikel actual karena Jawa Pos berbasis umum. Kirimlah ke Republika atau media yang berbasis agama.
Jadi sekali Anda keliru mengirim ke media yang tidak sesuai dengan misi tulisan, maka akan sangat sulit menembus media itu.

Seperti apa momen yang tepat mengirim artikel?
Media massa menyukai momen dan aktualitas. Maka dari itu perhatikan momen, karena itu sangat penting. Dengan mengetahui momen, Anda akan bisa dengan cepat menentukan akan menulis artikel model apa.

Apa saja model artikel itu?
Artikel situasional
Artikel aktualitas
Artikel getaran
Artikel misi

Bagaimana media menerima artikel dari luar?
Biasanya media menunjukkan cara bagaimana orang luar mengirim artikel. Ada banner atau disclaimer yang dibuat media tersebut. Lakukan apa permintaan dalam disclaimer media itu.


Dari sisi penulis, apa yang harus diperhatikan?
Media sangat memperhatikan kapabilitas penulis. Karena itu jika Anda ingin artikelnya diterima, maka kapabilitas harus diperhatikan. Jika Anda ahli hokum menulislah hukum, dll.

Bagaimana memulai menulis?
Ada tiga masalah klasik yang dihadapi penulis. (1) Tidak punya ide menulis, (2) sudah punya ide tapi tak bisa memulai, dan (3) sudah bisa menulis tapi di tengah jalan macet. Karena itu tiga masalah klasik ini harus dipecahkan dulu.

Mau menulis ide buntu, bagaimana membukanya?
Berpikirlah peka terhadap hal-hal yang aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru. Karena itu banyak baca merupakan kewajiban bagi penulis.

Bagaimana memulai menuliskan ide?
Jangan takut memulai menulis.
Mulai dari hal-hal ringan. Misalnya kutipan (langsung atau tak langsung), pertanyaan, atau data-data ringan.

Bagaimana mengatasi kemacetan menulis?
Menulis itu sebenarnya menjalankan segitiga pemikiran. Ide-Pertanyaan-Jawaban. Maka, jika berhenti pertanyakan dan jawablah kembali ide awal Anda.

Apakah menulis harus ada outline?
Bisa juga, bisa juga tidak. Terserah. Tapi yang terpenting menulis itu harus mengalir.

Kok sulit ya?
Menulis artikel itu mudah. Jika Anda bisa bicara, maka Anda pula bisa menulis.


* Penulis adalah pemimpin redaksi Radar Malang

Artikel PENDIDIKAN DENGAN MODERNISASI Masalah pendidikan bukanlah hal yang baru, sudah berulang kali topik mengenai pendidikan diketengahkan keberbagai media masa. Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia mengembangkan lembaga pendidikan sekolah sebagai mainstraim sistem pendidikan nasional (Rohim, 200: 9). Secara pragmatis, hal itu dilakukan untuk memudahkan pengelolaan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan nasional secara keseluruhan masih bersifat sentralistis, sehingga kurang mendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan. Secara real, arah kebijakan pembangunan pendidikan menurut GBHN 1994-2004 adalah sebagai berikut: 1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti; 2) Meningkatkan kemampuan akademik dan professional serta menigkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal, terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga tenaga kependidikan; dan 3) Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa deversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik. Penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, secara deversifikasi jenis pendidikan secara frofesional (Depag RI, 2003: 61). Isi dari kebijakan tersebut ada delapan point, namun ketiga point di atas dapat mewakili delapan point kebijakan tersebut. Dari penjelasn tiga poin kebijakan itu, dapat disimpulkan bahwa arah kebijakan pembangunan pendidikan menurut GBHN tersebut adalah untuk mengupayakan pendidikan nasional yang bermutu demi kemaslahatan bangsa. Selain itu, arah kebijakan tersebut bertujuan untuk memudahkan dan mensetarakan pendidikan Jika melihat Undang-Undang Sisdiknas tentang Paradigma Baru Pendidikan Nasional tanggal 11 Juni 2003, dapat dipetik point-point yang diarahkan sebagai sasaran pendidikan, yaitu; Ø Pertama, tentang demokrasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tercantum dalam bab tiga tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan junjungan tinggi hak azazi manusia… dts (ayat 1) (Depag RI, 2003: 2). Adanya desentralisasi menjadikan pendanaan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat (pasal 46 ayat 1). Ø Kedua, peran serta masyarakat, demokratisasi penyelenggaraan pendidikan harus mendorong pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, oraganisasi profesi, dan oraganisasi kemasyrakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan (pasal 54 ayat 1)(Depag RI, 2003: 4). Ø Ketiga, tantangan global yang melanda dunia yang mengharuskan pendidikan bertaraf internasional (pasal 50 ayat 3). Untuk itu perlu dibentuk suatu badan hukum pendidikan formal, baik pendidikan yang didirikan pemerintah maupun masyarakat. Ø Keempat, kesetaraan dan keseimbangan antara pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan masyarakat. Ø Kelima, jalur formal, nonformal, dan informal, dengan meniadakan istilah jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. Ø Keenam, peserta didik, dengan menempatkan mereka sebagai subyek pendidikan. Hal ini menunjukkan keberpihakan Undang-Undang Sisdiknas kepada peserta didik terutama kepada peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi. Komentar; Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan pengetahuan kearah kedewasaan. Sedangkan modernisasi adalah akar dari modernis, pemikiran tentang pembaharuan. Jadi modenisasi merupakan prasyarat bagi kebangkitan pemikiran dan pembaharuan bagi pembangunan. Modernisasi yang lebih dikenal dengan istilah "pembagunan" (development) adalah proses multidimensional yang kompleks (Azra, 2000: 31). Modernisasi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan prasyarat bagi pembagunan tersebut. Pada satu sisi, pendidikan dipandang sebagai suatu variable modenisasi. Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai prasyarat dan kondisi yang mutlak bagi masyarakat untuk menjalankan program dan tercapainya tujuan modernisasi atau pembangunan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi masyarakat untuk mencapai kemajuan (Azra, 2000: 31). Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu kearah modernisasi. Pendidikan sering dianggap sebagai obyek modernisasi, dengan kata lain tergantung dari pengamatan dan sudut pandang yang melihatnya. Dalam tataran masyarakat modern, pendidikan harus bergerak kearah pembagunan. Sebagaimana dikemukakan Azra (2000: 32) Pendidikan dalam masyarakat modern atau masyarakat yang tengah bergerak kearah modern (moderinizing) pada dasarnya berfungsi untuk meberikan kaitan antara anak didik dan lingkungan sosio-kulturalnya yang terus berubah. Dalam banyak hal pendidikan secara sadar digunakan sebagai intrumen untuk perubahan dalam sistem politik dan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa relasi pendidikan dengan modernisasi merupakan dua factor yang saling menghubungkan antara keduanya, karena pendidikan sebagai prasyarat untuk menuju kearah modernisasi. Tanpa pendidikan yang matang dan terakreditasi, maka modernisasi tidak akan terlaksana dengan sempurna. Sebagai gambaran dapat dilihat sekarang adanya modernisasi pendidikan, artinya meodernkan pendidikan yang disesuaikan dengan tataran zaman. Modernisasi tersebut dapat berupa pengembangan metode, media (sarana dan prasarana), strategi, teknik, dan sistem pendidikan tersebut. Contohnya dapat dibuktikan pada penyempurnaan KBK menjadi KTSP sekarang, dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Rohim, Husni. 2001. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Ciputat: Logos Wacana Ilmu. Depag RI. 2003. Sistem Perencanaan Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam. Depag RI. 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam. Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam: Tradisi dan Moderniasasi Menuju Mileniun Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=RELASI%20PENDIDIKAN%20DENGAN%20MODERNISASI&&nomorurut_artikel=465

Artikel
PENDIDIKAN DENGAN MODERNISASI
Masalah pendidikan bukanlah  hal yang baru, sudah berulang kali topik mengenai pendidikan diketengahkan keberbagai media masa. Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia mengembangkan lembaga pendidikan sekolah sebagai mainstraim sistem pendidikan nasional (Rohim, 200: 9). Secara pragmatis, hal itu dilakukan untuk memudahkan pengelolaan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan nasional secara keseluruhan masih bersifat sentralistis, sehingga kurang mendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan.
Secara real, arah kebijakan pembangunan pendidikan menurut GBHN 1994-2004 adalah sebagai berikut:
1)    Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti;
2)    Meningkatkan kemampuan akademik dan professional serta menigkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal, terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga tenaga kependidikan; dan
3)    Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa deversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik. Penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, secara deversifikasi jenis pendidikan secara frofesional (Depag RI, 2003: 61).
Isi dari kebijakan tersebut ada delapan point, namun ketiga point di atas dapat mewakili delapan point kebijakan tersebut. Dari penjelasn tiga poin kebijakan itu, dapat disimpulkan bahwa arah kebijakan pembangunan pendidikan menurut GBHN tersebut adalah untuk mengupayakan pendidikan nasional yang bermutu demi kemaslahatan bangsa. Selain itu, arah kebijakan tersebut bertujuan untuk memudahkan dan mensetarakan pendidikan
Jika melihat Undang-Undang Sisdiknas tentang Paradigma Baru Pendidikan Nasional tanggal 11 Juni 2003, dapat dipetik point-point yang diarahkan sebagai sasaran pendidikan, yaitu;
Ø    Pertama, tentang demokrasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tercantum dalam bab tiga tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan junjungan tinggi hak azazi manusia… dts (ayat 1) (Depag RI, 2003: 2). Adanya desentralisasi menjadikan pendanaan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat (pasal 46 ayat 1).
Ø    Kedua, peran serta masyarakat, demokratisasi penyelenggaraan pendidikan harus mendorong pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, oraganisasi profesi, dan oraganisasi kemasyrakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan (pasal 54 ayat 1)(Depag RI, 2003: 4).
Ø    Ketiga, tantangan global yang melanda dunia yang mengharuskan pendidikan bertaraf internasional (pasal 50 ayat 3). Untuk itu perlu dibentuk suatu badan hukum pendidikan formal, baik pendidikan yang didirikan pemerintah maupun masyarakat.
Ø    Keempat, kesetaraan dan keseimbangan antara pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan masyarakat.
Ø    Kelima, jalur formal, nonformal, dan informal, dengan meniadakan istilah jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah.
Ø    Keenam, peserta didik, dengan menempatkan mereka sebagai subyek pendidikan. Hal ini menunjukkan keberpihakan Undang-Undang Sisdiknas kepada peserta didik terutama kepada peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi.
Komentar;
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya Pendidikan  adalah  usaha  sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan pengetahuan kearah kedewasaan. Sedangkan modernisasi adalah akar dari modernis, pemikiran tentang pembaharuan. Jadi modenisasi merupakan prasyarat bagi kebangkitan pemikiran dan pembaharuan bagi pembangunan.
Modernisasi yang lebih dikenal dengan istilah "pembagunan" (development) adalah proses multidimensional yang kompleks (Azra, 2000: 31). Modernisasi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan  prasyarat bagi pembagunan tersebut. Pada satu sisi, pendidikan dipandang sebagai suatu variable modenisasi. Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai prasyarat dan kondisi yang mutlak bagi masyarakat untuk menjalankan program dan tercapainya tujuan modernisasi atau pembangunan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi masyarakat untuk mencapai kemajuan (Azra, 2000: 31). Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu kearah modernisasi. Pendidikan sering dianggap sebagai obyek modernisasi, dengan kata lain tergantung dari pengamatan dan  sudut pandang yang melihatnya. Dalam tataran masyarakat modern, pendidikan harus bergerak kearah pembagunan. Sebagaimana dikemukakan Azra (2000: 32)
Pendidikan dalam masyarakat modern atau masyarakat yang tengah bergerak kearah modern (moderinizing) pada dasarnya berfungsi untuk meberikan kaitan antara anak didik dan lingkungan sosio-kulturalnya yang terus berubah. Dalam banyak hal pendidikan secara sadar digunakan sebagai intrumen untuk perubahan dalam sistem politik dan ekonomi.
Dapat disimpulkan bahwa relasi pendidikan dengan modernisasi merupakan dua factor yang saling menghubungkan antara keduanya, karena pendidikan sebagai prasyarat untuk menuju kearah modernisasi. Tanpa pendidikan yang matang dan terakreditasi, maka modernisasi tidak akan terlaksana dengan sempurna. Sebagai gambaran dapat dilihat sekarang adanya modernisasi pendidikan, artinya meodernkan pendidikan yang disesuaikan dengan tataran zaman.
Modernisasi tersebut dapat berupa pengembangan metode, media (sarana dan prasarana), strategi, teknik, dan sistem pendidikan tersebut. Contohnya dapat dibuktikan pada penyempurnaan KBK menjadi KTSP sekarang, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Rohim, Husni. 2001. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Ciputat: Logos Wacana Ilmu. Depag RI. 2003.
Sistem Perencanaan Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam.
Depag RI. 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam.
 Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam: Tradisi dan Moderniasasi Menuju Mileniun Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=RELASI%20PENDIDIKAN%20DENGAN%20MODERNISASI&&nomorurut_artikel=465